Sabtu, 02 Juli 2011

JANGAN BIARKAN JAMUR SEMAKIN MENJAMUR

Siang berteman mentari yang begitu teriknya. Begitu juga suasana di poli kulit kelamin di mana aku berada. Tak ada satupun AC, hanya semilir angin dari sela-sela jendela yang sedikit menyejukkan suasana. Bapak tua yang duduk di depanku masih belum bisa diam. Tangannya masih saja menggaruk-garuk bagian lehernya yang kemerahan. Semakin keras digaruk, semakin nikmat terasa , begitu katanya.

Kusapa bapak itu sembari melemparkan sebuah senyuman. Kardi, begitu beliau menyebut namanya. Kutanyakan keluhan apa yang dia rasakan, dan selanjutnya kubiarkan bapak itu bercerita sendiri panjang lebar mengenai sakitnya. Pak Kardi mengeluhkan gatal sejak 1 minggu yang lalu di bagian lehernya terutama saat berkeringat dan semakin lama semakin meluas. Sudah diobati tetapi tidak sembuh dan malah semakin bertambah.

Aku mengernyitkan dahi, ketika kutanya apa obat yang dia gunakan dia menyodorkan kepadaku sebuah salep Deksametason. Katanya salep itu diberikan oleh petugas apotik untuknya. Aku tersenyum, segera kulihat dengan seksama daerah yang dikatakannya gatal. Orang-orang yang belajar per-kulit-an mengatakannya sebagai plak eritem dengan batas tegas dan tepi meninggi. Dan menunjukkan khasnya ” central healing” dimana gambaran ini khas untuk penyakit jamur.

Untuk memastikannya bahwa yang diderita Pak Kardi adalah penyakit jamur, pemeriksaan yang harus dilakukan adalah kerokan dan diperiksa dengan larutan KOH. Dengan didapatkannya hifa panjang yang bersekat-sekat maka tegaklah diagnosanya. Dan segeralah dia diobati dengan obat topical/salep anti jamur golongan –azol sebagai pilihannya.

Memandang kondisi di atas memang cukup memprihatinkan, di mana ketika salah diagnosa dapat mengakibatkan penyakit yang muncul bukannya sembuh, tetapi malah bertambah parah. Pengetahuan masyarakat dan masuknya informasi menjadikan masyarakat lebih percaya diri mengobati diri sendiri. Sayangnya, tidak semua informasi yang diterima adalah informasi yang benar.

Dari kasus di atas misalnya, apoteker memberikan obat gatal kepada  Pak Kardi dengan golongan kortikosteroid. Memang, kortikosteroid merupakan salah satu ”obat dewa” yang banyak digunakan untuk mengobati gatal ataupun penyakit kulit lainnya.  Akan tetapi, pada kasus ini kortikosteroid tidak dianjurkan, dikarenakan steroid adalah makanan bagi jamur, sehingga bukannya mati. Sang jamur malah akan tumbuh dengan senang hati.

Ditambah lagi dengan peran media elektronik yang hampir selalu bertentangan dengan dunia kesehatan. Bagaiamana tidak, sebagian besar media menayangkan hidup sehat dengan trend antiseptik, termasuk penggunaan sabun antiseptik di dalamnya. Mereka menggencarkan bahwa dengan menggunakan sabun tersebut, sistem imun masyarakat akan meningkat dan tidak mudah sakit. Padahal, yang terjadi adalah sebaliknya, Penggunaan sabun antiseptik yang terus menerus akan menyebabkan bakteri normal di tubuh akan mati. Padahal bakteri ini diperlukan untuk menjaga keseimbangan di dalam tubuh. Jika bakteri banyak yang mati, maka jumlah jamur yang berkompetisi dengan bakteri akan meningkat dan mudah menyebabkan seseorang menjadi terkena jamur. Apalagi didukung dengan keadaan udara di Indonesia yang lembab, dan iklim tropisnya membuat masyarakat menjadi mudah berkeringat. Hal tersebut akan semakin meningkatkan faktor resiko terjadinya penyakit jamur atau pada istilah kedokterannya sering disebut dengan golongan tinea. Jika mengenai badan seperti kasus di atas, maka disebut dengan tinea corporis.

Hal ini bukan berarti kita tidak boleh memakai sabun antiseptik sama sekali, tetapi ada baiknya tidak menggunakannya setiap hari, begitu juga hal nya dengan sabun sirih untuk daerah kewanitaan ataupun sabun antiseptik lainnya.

Sayangnya, belum ada tindak lanjut dari pemerintah untuk menyelaraskan antara bidang periklanan dengan kesehatan. Media komunikasi yang berfungsi sebagai lini pertama pengetahuan bagi masyarakat luas masih perlu diawasi penggunaannya. Agar nantinya masyarakat bukan hanya sebagai korban iklan saja, tetapi juga mampu meningkatkan derajat kesehatan setinggi-tingginya.

Jadi, diharapkan masyarakat lebih selektif dalam menerima informasi yang ada. Ada baiknya dilakukan klarifikasi terlebih dahulu kepada ahli yang sesuai bidangnya. Hal ini dimaksudkan agar kasus seperti di atas tidak terulang kembali. Hingga nantinya, Jamur tidak semakin menjamur..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar