Sabtu, 02 Juli 2011

BALADA ANAK KOS

Mataku menunduk lesu,perut pun mulai bernyanyi pilu. Bagaimana tidak, dari pagi tadi belum terisi barang sesuap nasi. Aku menghela nafas dalam-dalam, ini hari ke dua puluh delapan. Masih 4 hari lagi bertahan di bulan yang sama, sedangkan uang di genggaman sudah tak ada. Air minum  pun tak bersisa melengkapi dahaga yang seharian menghinggapi kerongkongan.

Kugaruk kepalaku yang tak gatal, bagaimana ini. Akan makan apa aku malam nanti, esok pagi, dan 4 hari ke depannya? Kuputar otak, kuobrak-abrik uang tabungan, alhamdulilah masih ada beberapa receh uang lima ratusan. Kuhitung keping demi kepingnya, 5 ribu. Cukuplah untuk makan nasi kucing plus segelas es teh malam ini.

Segera kulangkahkan kaki, memberikan hak kepada perut yang sejak pagi tadi berdemonstrasi. Alhamdulilah, masih bisa makan untuk malam ini. Aku kembali memandang gemintang, berfikir keras bagaimana besok bisa mendapatkan uang. Untuk sekedar makan siang. Aku terdiam, berteman malam kulantukan sebait doa. Tuhan, Kau Maha Segalanya. Tak akan Kau biarkan diriku dalam kesusahan, begitulah segenap hati ini meminta. Kuputar otak begitu kerasnya, apa yang bisa kulakukan sekedar untuk mengumpulkan recehan, upah translatean jurnal mungkin baru akan kuterima dua tiga hari lagi. Lalu bagaiaman ini?

Aku memejamkan mata, tak tahu bagaimana hidupku esok harinya. Dan selang lima belas menit kemudian, sesuatu melegakan hatiku

” Tok..tok..”pintu kamarku diketuk. Kulongokkan kepala, ada kakak sepupuku di sana.
” Ini ada kiriman sangu dari budhe.” ujarnya sembari mengulurkan 2 lembar uang lima puluh ribu.”
” Alhamdulillah..” aku mengucap syukur yang tak terkira. Segera kuterima uang tersebut dan kuucapkan terimakasih kepada budhe lewat sms.

Dan tanpa dinyana-nyana, satu jam kemudian. Sebuah sms masuk, dari mama.
” Mbak, nomer rekeningnya berapa?”
Segera kubalas pesan dari mama. Kukirimkan beberapa digit angka yang sarat makna.
” Udah ditransfer mama 100 ribu, ” begitu jawaban selanjutnya.

Entah, hati ini menjadi gundah, bukan karena bimbang, tapi tak tahu harus bagaimana mengucap senang. Sujud syukur kuhaturkan kepada Allah, begitu banyak detil peristiwa yang dimudahkan olehNya. Yah, minggu ini aku benar-benar merasakannya, bahkan ketika aku menghadapi ujian coass, Dia juga memberiku banyak kemudahan.

Aku tersenyum, menatap kembali malam yang semakin temaram.  Kejadian demi kejadian ini, membuatku semakin tegak untuk berjalan. Seberat apapun rintangan, insya Allah pasti ada jalan...:). Karena Allah selalu di sisi, karena Allah tak kan pernah membiarkan kita sendiri.

Surakarta, 29 Mei 2011
*Saat bisa kembali tersenyum..:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar