Jumat, 04 Februari 2011

NYANYIAN KARANG


Ketika di hadapanmu terdapat karang yang begitu kokohnya
Carilah celah yang sekiranya mampu untuk kau lalui
Karena, jika kau bersikeras untuk menerjangya
Kapalmu akan retak dan karam sia-sia...

Masa muda, masa dengan sejuta semangat baja. Di masa-masa itu segala ambisi dan semangat meletup-letup tak terkendali. Keinginan yang muncul dan idealisme yang tinggi memenuhi diri. Yah, memang hal ini merupakan suatu hal yang sangat wajar. Bahkan bisa dibilang, inilah ciri khasnya anak muda. Ketika banyak mahasiswa berdemo di sana-sini, memberi kritik, hingga mencaci maki. Apakah kata dunia? Wajarlah, namanya juga anak muda.

Tetapi apakah seharusnya masa muda kita harus identik dan terlabel seperti itu? Menjadi manusia kritis yang tidak mau mendengarkan penjelasan sama sekali? Berdebat dan berambisi untuk menjatuhkan, serta kadang tertawa congkak jika dirinya menang? Haruskah masa muda terlabel sebagai masa di mana idealisme terjunjung tinggi tanpa memperhatikan situasi dan kondisi seperti itu? Dan parahnya, semua itu dianggap sebagai hal yang wajar?

Mengapa tidak kita perbaiki segala image yang melekat pada masa muda kita itu. Penulis rasa ada baiknya masa muda kita dilalui dengan sikap dewasa dan bijaksana. Hal ini bukan berarti kita harus mengekor segala tingkah laku orang dewasa agar bisa bersikap dewasa atau harus menjadi sosok yang tua agar menjadi bijaksana. Tidak, kita tidak memerlukan menjadi mereka. Yang kita perlukan hanyalah diam, mendengarkan, dan belajar dari apa yang mereka katakan serta lakukan.

Pernah suatu kali saya melihat seorang anak muda yang menghadiri suatu seminar membabat habis sang pembicara. Kebetulan sang pembicara juga mempunyai sikap temperamental dan keras kepala. Sang anak muda dengan segala idealismenya tetap berpegang teguh pada keyakinannya bahwa dirinya memang benar dan terus menerus mendesaknya, sedangkan sang pembicara yang enggan menerima kritikan pun merasa bahwa dirinya lebih banyak makan garam dibandingkan dengan anak muda tersebut. Suasana memanas dan seminar menjadi kacau.

Atau dalam kehidupan lain seringkali terjadi perselisihan antara seorang junior dan senior. Sang junior yang merasa dirinya benar membabat habis-habisan, dengan congkak dia menunjukkan inilah ”saya” walaupun muda tetapi lebih pintar dari anda. Sedangkan sang senior merasa ” Saya lebih tau dari anda, jadi silahkan diam saja.” Dan apa hasilnya? Yang ada hanyalah saling tikam dari belakang dan saling menjatuhkan. Sang senior tidak sudi lagi membimbing sang junior yang tidak menghargainya. Padahal, jika sang junior mau sedikit bersabar, banyak ilmu yang bisa dia ciduk dari lautan pengetahuan sang senior.

Begitu pula dengan menghadapi orang tua. Sebagai manusia, tentu mereka pernah melakukan kesalahan. Sang anak yang merasa bahwa orang tua seharusnya tidak melakukan salah, mengingatkannya dengan nada kasar. Dan hasilnya, orang tua tersinggung. Pertengkaran pun tidak terelakkan.

Hal-hal seperti itu memang disayangkan. Padahal sebagai anak muda, jika mau sedikit lebih bersabar dan meninggalkan ke ”aku” an. Akan ada banyak hal yang dapat diperoleh dan dipelajari dari sang senior. Bukan berarti saya  menyarankan anda untuk tunduk dan takluk diperintah sesuka hati oleh senior anda, tetapi sebagai anak muda seharusnya anda mampu mencari sejuta cara untuk melihat celah diantara kerasnya karang hati sang senior. Percayalah, sekeras apapun pasti ada celah diantaranya.

Lihatlah seorang pandai besi, dia tidak pernah memaksa besi untuk membentuknya sesuai keinginannya. Karena dia tahu, hal itu akan menyakiti dan merugikan  dirinya sendiri. Dia gunakan api, dan hasilnya besi itu meleleh dan dapat dibentuk sesuai keinginannya.

Untuk itu temanku wahai khalayak muda. Tidak perlu menunggu dewasa untuk menjadi dewasa, tidak perlu menunggu tua untuk menjadi bijaksana. Sekarang juga anda bisa. Jika bertemu karang, jangan kau terjang, diamlah sejenak dan carilah celah diantaranya, pasti anda akan  mampu sampai di pulau impian.

Mengalah bukan berarti kalah, mengalah pun bukan berarti menang
Tetapi mengalah adalah jalan untuk memecahkan masalah
Dengan sedikit mengalah engkau akan memperoleh banyak hikmah



Tidak ada komentar:

Posting Komentar