Rabu, 26 September 2012

Guru dan Dokter : Minta Kenaikan Gaji?

Dokter dan Guru, minta kenaikkan gaji ??? Wajar saja!! Bukan karena saya adalah seorang calon dokter dan bukan karena saya anak dari seorang guru serta dibesarkan di keluarga guru saya berkata demikian. Tapi secara objektif saya ingin berkata, " dokter dan guru juga manusia". Seorang manusia yang berjuang demi kemanusiaan, sehingga pada diri mereka masih ada sisi manusiawi-nya, tapi ini dikarenakan mereka memang seorang manusia.


Okelah,saat ini banyak yang memandang profesi kemanusiaan ini telah terkotori, terbukti dengan beberapa guru dan dokter yang menuntut gaji. Helloo..katanya kemanusiaan kok ya ujung-ujungnya uang, begitulah kata mereka. Baiklah, inilah menurut sudut pandang saya yang saya tulis di status facebook. Dan ternyata banyak yang sependapat dengan saya..:

" Wajar, jika orang-orang yang bekerja di bidang jasa berdemo menuntut haknya. Guru, dokter, ataupun pekerja jasa yang lainnya seringkali tersandung dengan kata orang " katanya pahlawan tanpa tanda jasa, tapi kok gaji minta dinaikkan?" atau " katanya demi kesehatan, kemanusiaan, kok ujung-ujungnya minta uang?". Belive me, jika mereka hidup sendiri, hal tersebut tidak akan terjadi, masuk di dunia pen
didikan dan kesehatan demi kemanusiaan adalah sebuah pilihan. Tetapi kenyataannya mereka hidup dalam lingkungan yang bernama keluarga.

Mereka mungkin bisa saja, digaji seadanya, makan 2x sehari dengan lauk garam. Tapi, apakah mereka bisa, jika anak-anak mereka mengalami hal serupa bahkan harus putus sekolah karena tak punya biaya? Dulu, ketika gaji guru masih mengenaskan, orang tua saya harus banting tulang agar saya dan kakak saya masih bisa sekolah dan melanjutkan hingga kuliah. Dari les tambahan, hingga membuat "gandos rangin" yang disetorkan ke rumah makan. Belum lagi gali lubang tutup lubang.

Pernah saya bertanya, "ibu bapak tidak malu?" mereka menggeleng. " kenapa gak pensiun dini saja, terus buka toko kue" karena pada kenyataannya hasil penjualan kue lebih besar dari gaji bapak ibu sebulan. Mereka menggeleng " ibu bapak senang mengajar," kata mereka. Hmmm...#bukanembenarantapikenyataan 


Yah, benar. Kenyataannya memang demikian. Kita tidak hidup sendirian. Kita mungkin bisa bekerja full demi kemanusiaan. Tetapi siapa nanti yang memberi anak-anak makan?dan semakin tragis jika mereka nanti harus putus sekolah. 

Ah, tapi kan dokter itu kaya-kaya? Kata siapa? Seorang dokter yang jujur penghasilan perbulannya jauh dibawah para pengusaha. Kalopun kaya itu "mungkin" dari turunan bapaknya, atau mungkin telah menjadi dokter ternama berpuluh-puluh tahun lamanya, hingga rambut di kepalanya putih semua.Begitu juga dengan guru, seperti yang saya ceritakan di atas. Orang tua saya harus banting tulang, diluar kerja sebagai guru agar saya tetap bisa "survive" untuk hidup dan melanjutkan kuliah.

Jadi, saya memaklumi ketika para guru, dan para dokter meminta kenaikan gaji. Karena saya pernah mengalami berada di posisi mereka, mengalami di keadaan mereka, Dan bagaimana dilemanya. Guru dan dokter, juga manusia..:)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar