Dear Pagi,
Hari ini aku kembali menyambut mentari, mungkin sinarnya sama dengan hari-hari sebelumnya. Hangat dan menenangkan jiwa. Tetapi entah mengapa, pagi ini agak berbeda. Lebih indah di mata. Jika aku amati dengan seksama. Tak ada yang berubah darinya. Tetap malu-malu mengintip dari ufuk timur, perlahan menghalau embun, dan pada akhirnya meninggi tanpa ampun. Lalu apa? yang membuatnya berbeda.
Hari ini aku pun kembali memenuhi kedua paruku dengan udara pagi. Sama seperti sebelumnya masih dingin dan sejuk terasa. Tetapi pagi ini agak sedikit berbeda, kesejukannya mengalir mengelus dan menenangkan jiwa. Jika aku perhatikan tak ada yang berbeda, masih penuh dengan butir-butir embun yang turun semalaman. Lalu apa?mengapa berbeda?
Dear pagi.
Hari ini aku kembali dengan rutinitasku sehari-hari. Tak ada yang berbeda dengan sebelumnya, kalaupun ada hanya sebagian kecil saja. Tetapi kali ini sungguh berbeda, ada letupan-letupan dahsyat yang memenuhi jiwa. Lalu apa?mengapa tak sama?
Dan pagi, aku kembali untuk merajut mimpi. Masih sama dengan mimpi sebelumnya, tetapi kali ini lebih indah. Tak ada lagi keraguan dan ketakutan untuk melangkah. Inikah yang namanya hidup?wahai pagi?lalu apa yang terjadi selama ini? Mengapa kali ini tak serupa? Ada apa sebenarnya? Sungguh, aku terheran-heran pagi. Ada apa dengan hari ini. Kata orang tak ada yang berbeda, tetapi bagiku hari ini lebih indah terasa. Jawablah pagi, jangan kau diam saja seperti tak tahu apa-apa.
Dan kau pagi, malah tersenyum sembari berbisik kepadaku. " Semua tampak berbeda di hadapmu kawan. Karena hari ini kau mulai dengan semangat di hati. " ucapmu sembari pergi.
Ah, pagi..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar